I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Emulsi
adalah suatu suspensi cairan dengan cairan lain yang bersifat heterogen dalam
bentuk butiran-butiran. Didalam emulsi terdapat 3 fase yaitu fase terdispersi
yang terdiri dari butiran-butiran serta fase kontinyu yang sering juga disebut
fase pendispersi dan yang terakhir emulsifier.
Didalam
pertanian emulsi mempunyai peranan yang sangat penting bagi pengolahan produk
pertanian itu sendiri, bahkan ada sebagian produk pertanian yang terdapat
sebagai emusi alami di alam serta berfungsi sebagai emulsifier. Susu adalah
salah satu contoh emulsi alami yang terdapat di alam sedangkan yang buatan
adalah mayonnaise.
Ada
beberapa istilah yang dipakai untuk menyebut zat yang menstabilkan emulsi,
diantaranya emulsifier, emulsifying agent, atau stabilizer. Bahan-bahan di alam
yang berfungsi sebagai stabilizer diantaranya adalah kuning telur, pektin,
kasein, dan beberapa tepung yang sangat halus.
B.
Tujuan Pratikum
Adapun tujuan
dilakukannya pratikum ini adalah untuk
mendemonstrasikan pengetahuan tentang teori pembentukan emulsi dan peranan tiap
bahan dalam formulasi produk emulsi, untuk mempelajari faktor yang mempengaruhi
stabilitas emulsi, untuk menjelaskan cara mengembalikan emulsi yang pecah/
rusak, untuk menjelaskan sebab meningkatnya kekentalan emulsi dengan
meningkatnya konsentrasi minyak, untuk mengevaluasi kemungkinan penggunaan
berbagai lipid dalam pembuatan emulsi sehubungan dengan rasa dan kekentalan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Mayonaise adalah jenis
bahan pangan berupa emulsi setengah padat yang terbuat dari minyak nabati,
cuka/lemon juice, atau asam sitrat, kuning telur, dan beberapa bumbu yaitu
garam, paprika, dan MSG. Kadar minyaknya tidak boleh kurang dari 65% berat, dan
membentuk emulsi yang sangat halus dalam cuka atau lemon juice. Mayonaise
merupakan emulsi minyak dalam air dengan kuning telur berfungsi sebagai
emulsifier (Achmadi, 1990).
Emulsi
adalah suspensi yang stabil dari suatu bahan cair di dalam bahan cair lain,
dimana bahan-bahan cair itu tidak tercampur. Kemantapan emulsi diperoleh dengan
penyebaran butir sangat halus bahan cair, yang disebut fase dioperasi, menembus
bahan lain, yang disebut fase tetap. Emulsi stabil apabila cairan tersebut
dapat menahan tanpa mengalami perubahan, untuk waktu yang cukup lama,tanpa
butir fase dispersi berkmpul satu sama lain atau mengendap (Earle, 1969).
Air dan minyak
merupakan cairan yang tidak saling berbaur karena memiliki berat jenis yang
berbeda. Untuk menjaga agar butiran minyak tetap tersuspensi di dalam air, pada
mentega dan margarin diperlukan suatu zat pengemulsi (emulsifier). Bahan yang
dapat berperan sebagai pengemulsi antara lain kuning telur, kasein, albumin,
atau lesitin (Astawan, 2006).
Emulsi
adalah suatu dispersi atau suspensi suatu cairan dalam cairan yang lain, yang
molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak saling berbaur tetapi saling
antagonik. Pada bagian emulsi biasanya terdapat tiga bagian utama yaitu bagian
yang terdispersi yang terdiri dari butiir-butir yang biasanya terdiri dari lemak,
bagian kedua disebut media pendispersi yang terdiri dari air dan bagian ketiga
adalah emulsifier yang berfungsi menjaga agar butir minyak tetap tersuspensi di
dalam air (Winarno, 1992).
Daya
kerja emulsifier disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat baik pada
minyak dan air. Bila emulsifier tersebut lebih terikat pada air maka terjadi
dispersi minyak dalam air sebagai contoh susu. Sebaliknya bila emulsifier lebih
larut dalam minyak terjadilah emulsi air dalam minyak sebagai contoh mentega
dan margarin (Bernasconi, 1995).
Beberapa
bahan yang dapat berfungsi sebagai emulsifier adalah kuning telur, telur utuh,
gelatin, pektin, pasta kanji, albumin atau beberapa tepung yang sangat halus
seperti mustard. Kuning telur sebagian besar tersusun oleh lipoprotein suatu
zat pengemulsi dan stabilitator yang baik dari seluruh telur. Lipoprotein
kuning telur bersifat koloid senang air terserap diantara minyak dan air.
Karena itu kuning telur besar selaki manfaatnya dalam pembuatan mayonaise dan
salad dressing (Gamman, 1992).
III.
METODE PERCOBAAN
A.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah cuka, minyak jagung, margarin, telur, garam,
gula pasir,royco. Sedangkan alat yang digunakan adalah mixer listrik, panci,
wadah (cup) kecil, sendok/ pengaduk, gelas ukur dan kulkas.
B. Cara Kerja
1.
Dimasukkan
17 gr kuning dan putih telur, gula pasir 2 gr, cuka 15 ml, garam 1,5 gr dan
royco 0,5 gr kedalam mangkuk, kemudian dikocok dengan menggunakan mixer.
2.
Ditambahkan
sedikit demi sedikit minyak sebanyak 200 ml sampai bahan tercampur rata.
3.
Dimasukkan
kedalam wadah kecil dan dimasukkan kedalam kulkas selama 1 malam
4.
Diamati
rasa, warna, tingkat kesukaan dan kekentalan.
IV.
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Data
Hasil Pengamatan
Klp
|
Warna
|
Rasa
|
Kekentalan
|
Tingkat Kesukaan
|
||||
I
|
II
|
I
|
II
|
I
|
II
|
I
|
II
|
|
I
|
Kuning
|
Kuning
|
Asin
|
Asin
|
Agak kental
|
Kental
|
Tidak suka
|
Tidak suka
|
II
|
Kream
|
Kuning
|
Asin
|
Asin
|
Encer
|
Agak kental
|
Tidak suka
|
Tidak suka
|
III
|
Kuning
|
Kuning
|
Asin
|
Asin
|
Encer
|
Agak kental
|
Tidak suka
|
Tidak suka
|
IV
|
Putih susu
|
Putih susu
|
Asin agak asam
|
Asam agak asin
|
Kental
|
Sangat kental
|
Tidak suka
|
Tidak suka
|
V
|
Kuning pucat
|
Kuning pucat
|
Asam agak keasi-asinan
|
Asam agak keasin-asinan
|
Kental
|
Agak kental
|
Tidak suka
|
Tidak suka
|
B.
Pembahasan
Emulsi
adalah suatu dispersi atau suspensi suatu cairan dalam cairan yang lain, yang
molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak saling berbaur tetapi saling
antagonik. Pada bagian emulsi biasanya terdapat tiga bagian utama yaitu bagian
yang terdispersi yang terdiri dari butiir-butir yang biasanya terdiri dari
lemak, bagian kedua disebut media pendispersi yang terdiri dari air dan bagian
ketiga adalah emulsifier yang berfungsi menjaga agar butir minyak tetap
tersuspensi di dalam air (Winarno, 1992).
Pada percobaan ini bahan-bahan yang
digunakan sebagai formulasi dasar gula,kuning telur, royco, cuka, minyak jagung
dan garam. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai variasi produk adalah putih
telur, dan mentega cair. Mayonaise yang telah disimpan menjadi lebih kental
karena suhu penyimpanan yang rendah yang dapat memadatkan tekstur dari
mayonaise itu, selain itu memang tekstur dari komposisi bahan yang sudah
tercampur di dalam mayonaise seperti mentega dan kuning telur yang sangat
berperan dalam kekompakkan tekstur mayonaise yang dihasilkan. Kuning telur dan
mentega berfungsi sebagai emulsifier. Tekstur dari mentega yang memang sangat
mudah padat jika didiamkan pada suhu rendah, tetapi sebaliknya apabila
diberikan suhu yang tinggi, maka mentega akan segera mencair.
Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah dilakukan diperoleh maka warna, rasa, kekentalan serta tingkat kesukaan
dari mayonaise yang dihasilkan pada percobaan ini berbeda-beda. Untuk kelompok
satu menghasilkan mayonaise yang berwarna kuning dan memiliki rasa yang asin
dengan tingkat kekentalan yang agak kental dan memiliki tingkat kesukaan tidak
suka. Namun keesokan harinya setelah mayonaise dimasukkan kulkas, mayonaise
berwarna kuning, rasa yang asin, tingkat kekentalan yang kental dan tingkat
kesukaan tidak suka.
Untuk kelompok dua menghasilkan
mayonaise yang memiliki warna kream, rasa yang asin dengan tingkat kekentalan
yang encer dan tingkat kesukaan tidak suka. Setelah didiamkan didalam kulkas
selama satu malam maka terjadi perubahan yaitu warna berubah menjadi warna
kuning, rasanya tetap asin, agak kental dan tingkat kesukaan tidak suka.
Untuk kelompok tiga menghasilkan
mayonaise yang berwarna kuning, memiliki rasa yang asi, tingkat kekentalan yang
encer serta memiliki tingkat kesukaan yang tidak suka. Namun setelah dimasukkan
ke dalam kulkas terjadi perubahan dari segi warna, rasa, kekentalan dan tingkat
kesukaan. Untuk warna terjadi tetap kuning, untuk rasa asin, tingkat kekentalan
dari encer menjadi agak kental dan tingkat kesukaan yang tidak suka.
Untuk kelompok empat menghasilkan
mayonaise yang berwarna putih susu, memiliki rasa yang asin yang dilengkapi
dengan sedikit asam, tingkat kekentalan yang kental serta memiliki tingkat
kesukaan yang tidak suka. Namun setelah dimasukkan ke dalam kulkas terjadi
perubahan pada tingkat kesukaan. Untuk warna putih susu, rasa asam agak asin, tingkat kekentalan dari
kental menjadi sangat kental dan tingkat kesukaan yang tidak suka.
Untuk kelompok lima menghasilkan
mayonaise yang berwarna kuning pucat, memiliki rasa yang asamyang dilengkapi
dengan sedikit keasin-asinan, tingkat kekentalan yang kental serta memiliki
tingkat kesukaan yang tidak suka. Namun setelah dimasukkan ke dalam kulkas
untuk warna tidak terjadi perubahan tetap kuning pucat, untuk rasa asin agak
keasin-asinan, tingkat kekentalan dari kental menjadi agak kental dan tingkat
kesukaan dari suka yang tidak suka.
Faktor
yang mempengaruhi stabilitas emulsi terbagi dua, yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi stabilitas emulsi adalah jenis dan
konsentrasi pengemulsi, jenis dan konsentrasi komponen yang didispersikan dan
pendispersinya, kekentalan fasa kontinyu, rasio antara fasa diskontinyu dengan
fasa kontinyu dan ukuran partikel. Faktor eksternal yang mempengaruhi
stabilitas adalah pengadukan, penguapan dan suhu.
Emulsifier
adalah suatu zat yang diperlukan untuk membentuk suatu selaput (film) disekitar
butiran yang terdispersi, sehingga mencegah bersatunya kembali butir-butiran
tersebut. Cara kerja dari emulsifier yaitu bila butir-butir lemak telah
terpisah karena adanya tenaga mekanik (pengocokan), maka butir-butir lemak yang
terdispersi tersebut segera terselubungi oleh selaput tipis emulsifier. Bagian
molekul emulsifier yang non polar larut dalam lapisan luar butir-butir lemak,
sedangkan bagian yang polar menghadap ke pelarut (air).
Susu adalah salah satu contoh emulsi alami yang terdapat
di alam sedangkan yang buatan adalah mayonnaise. Mayonaise adalah jenis bahan pangan berupa emulsi
setengah padat yang dibuat dari minyak nabati, cuka atau asam sitrat, kuning
telur dan beberapa bumbu yaitu garam, gula, paprika, dan MSG. Kadar minyak
tidak boleh kurang dari 65% berat dan membentuk emulsi yang sangat halus dalam
cuka dan lemon juice. Mayonaise merupakan emulsi minyak dalam air dengan kuning
telur berfungsi sebagai emulsifier
Emulsifier ada yang
terdapat dalam bentuk alami dan ada juga yang terdapat dalam bentuk buatan.
Dalam bentuk alami diantaranya adalah fosfolipida, lesithin (fosfatidil
kolina), dan fosfatidil etanolamina. Sedangkan bentuk emulsifier yang buatan
adalah ester dari asam lemak sorbitan yang dikenal sebagai SPANS yang dapat membentuk emulsi air dalam lemak (w/o) dan ester
dari polioksietilena sorbitan dengan asam lemak yang dikenal sebagai TWEEN yang dapat membentuk emulsi minyak
dalam air (o/w), gliseril laktopalmitat.
V.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang
dapat diambil dari pratikum ini adalah sebagai berikut:
1. Emulsi
adalah suatu suspensi cairan dengan cairan lain yang bersifat heterogen dalam
bentuk butiran-butiran.
2. Emulsifier adalah suatu zat yang diperlukan untuk
membentuk suatu selaput (film) disekitar butiran yang terdispersi, sehingga
mencegah bersatunya kembali butir-butiran tersebut.
3. Faktor yang mempengaruhi stabilitas emulsi terbagi dua,
yaitu faktor internal dan eksternal.
4.
Mayonaise
adalah jenis bahan pangan berupa emulsi setengah padat yang dibuat dari minyak
nabati, cuka atau asam sitrat, kuning telur dan beberapa bumbu yaitu garam,
gula, paprika, dan MSG.
5.
Kuning
telur dan putih telur yang digunakan berfungsi sebagai emulsifier.
6.
Dari
segi rasa, pada umumnya mayonaise yang dihasilkan sebelum dimasukkan ke dalam
kulkas mempunyai rasa yang berbeda dengan rasa yang dihasilkan setelah
dimasukkan ke dalam kulkas.
7.
Semakin
banyaknya volume minyak yang ditambahkan pada proses pembuatan mayonaise maka
tekstur yang dihasilkan pada mayonaise tersebut akan semakin cair (tidak
terlalu kental) tetapi formulasi ini juga ditentukan dengan penambahan
formulasi lainnya.
8. Susu
adalah salah satu contoh emulsi alami yang terdapat di alam sedangkan yang
buatan adalah mayonnaise.
9. Tekstur dari mentega yang memang sangat mudah padat jika
didiamkan pada suhu rendah, tetapi sebaliknya apabila diberikan suhu yang
tinggi, maka mentega akan segera mencair.
10. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan
diperoleh maka warna, rasa, kekentalan serta tingkat kesukaan dari mayonaise
yang dihasilkan pada percobaan ini berbeda-beda.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmadi, S. 1990. Kimia Organik. Erlangga, Jakarta.
Astawan, M. Jangan
Takut Mengkonsumsi Mentega Dan Margarin. Rineka cipta, Jakarta.
Bernasconi.
1995. Teknologi Pangan. Gramedia, Jakarta.
Earle,
R. L. 1969. Satuan Operasi Dalam
Pengolahan Pangan. PT. Sastra Hudaya, Jakarta.
Gamman, P. M. 1992. Ilmu Pangan Nutrisi Dan Mikrobiologi. UGM-Press, Yogyakarta.
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan Dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.