Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup
merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam
mengendalikan mikroba. Berikut ini faktor-faktor penting yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba :
a)
Suplai Nutrisi
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai
nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar
tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi
dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber
nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian.
Kondisi tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah
kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga
mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu,
prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah untuk
mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya
terkendali.
b)
Suhu / Temperatur
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam
mempengaruhi dan pertumbuhan mikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi mikroba
dalam dua cara yang berlawanan :
1)
Apabila
suhu naik maka kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan dipercepat.
2)
Sebaliknya
apabila suhu turun, maka kecepatan metabolisme akan menurun dan pertumbuhan
diperlambat.
3)
Apabila
suhu naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan terhenti,
kompenen sel menjadi tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel menjadi mati.
Berdasarkan hal di atas, maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan mikroorganisme digolongkan menjadi tiga, yaitu :
Berdasarkan hal di atas, maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan mikroorganisme digolongkan menjadi tiga, yaitu :
1)
Suhu
minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka pertumbuhan terhenti.
2)
Suhu
optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat dan optimum.
(Disebut juga suhu inkubasi)
3)
Suhu
maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya maka pertumbuhan tidak
terjadi.
Sehubungan dengan penggolongan suhu di atas, maka mikroba digolongkan menjadi :
Tabel 1 : Penggolongan bakteri menurut suhu
Kelompok
|
Suhu Minimum
|
Suhu Optimum
|
Suhu Maksimum
|
Psikrofil
|
- 15o C.
|
10o C.
|
20o C.
|
Psikrotrof
|
- 1o C.
|
25o C.
|
35o C.
|
Mesofil
|
5 – 10o C.
|
30 – 37o C.
|
40o C.
|
Thermofil
|
40o C.
|
45 – 55o C.
|
60 – 80o C.
|
Thermotrof
|
15o C.
|
42 – 46o C.
|
50o C.
|
Berdasarkan ketahanan panas, mikroba
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
1) Peka terhadap panas, apabila semua sel rusak apabila dipanaskan pada suhu 60oC selama 10-20 menit.
2) Tahan terhadap panas, apabila dibutuhkan suhu 100oC selama 10 menit untuk mematikan sel.
3) Thermodurik, dimana dibutuhkan suhu lebih dari 60oC selama 10-20 menit tapi kurang dari 100oC selama 10 menit untuk mematikan sel.
c)- Keasaman atau Kebasaan (pH)
Setiap organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan memiliki pH optimum yang berbeda-beda. Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran ph 8,0 – 8,0 dan nilai pH di luar kisaran 2,0 sampai 10,0 biasanya bersifat merusak.
d)- Ketersediaan Oksigen
Mikroorganisme memiliki karakteristik sendiri-sendiri di dalam kebutuhannya akan oksigen. Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan menjadi :
1) Aerobik : hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas.
2) Anaerob : hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas.
3) Anaerob fakultatif : dapat tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen bebas.
4) Mikroaerofilik : dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil.
1) Peka terhadap panas, apabila semua sel rusak apabila dipanaskan pada suhu 60oC selama 10-20 menit.
2) Tahan terhadap panas, apabila dibutuhkan suhu 100oC selama 10 menit untuk mematikan sel.
3) Thermodurik, dimana dibutuhkan suhu lebih dari 60oC selama 10-20 menit tapi kurang dari 100oC selama 10 menit untuk mematikan sel.
c)- Keasaman atau Kebasaan (pH)
Setiap organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan memiliki pH optimum yang berbeda-beda. Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran ph 8,0 – 8,0 dan nilai pH di luar kisaran 2,0 sampai 10,0 biasanya bersifat merusak.
d)- Ketersediaan Oksigen
Mikroorganisme memiliki karakteristik sendiri-sendiri di dalam kebutuhannya akan oksigen. Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan menjadi :
1) Aerobik : hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas.
2) Anaerob : hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas.
3) Anaerob fakultatif : dapat tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen bebas.
4) Mikroaerofilik : dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETAHANAN
PANAS MIKROBA
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan panas mikroba
antara lain ialah waktu, temperatur, kelembaban, bentuk dan jenis spora, umur
mikrroba, pH dan komposisi medium. Contoh waktu kematian thermal (TDT/ thermal
death time) untuk beberapa jenis bakteri adalah sebagai berikut :
Nama
mikroba
|
Waktu
(menit)
|
Suhu
(0C)
|
Escherichia coli
|
20-30
|
57
|
Staphylococcus aureus
|
19
|
60
|
Spora Bacilus subtilis
|
20-50
|
100
|
Spora Clostridium botulinum
|
100-330
|
100
|
a.
Kelembaban dan Pangaruh Kebasahan
serta Kekeringan
Mikroba mempunyai nilai kelembaban optimum. Pada umumnya untuk pertumbuhan ragi
dan bakteri diperlukan kelembaban yang tinggi di atas 85%, sedangkan untuk
jamur di perlukan kelembaban yang rendah dibawah 80%. Banyak mikroba yang tahan
hidup di dalam keadaan kering untuk waktu yang lama, seperti dalam bentuk
spora, konidia, artospora, klamidospora dan kista.
Setiap mikroba memerlukan kandungan air bebas tertentu untuk
hidupnya, biasanya diukur dengan parameter aw (water activity)
atau kelembaban relatif. Mikroba umumnya dapat tumbuh pada aw 0,998-0,6.
bakteri umumnya memerlukan aw 0,90- 0,999. Mikroba yang osmotoleran
dapat hidup pada aw terendah (0,6) misalnya khamir Saccharomyces
rouxii. Aspergillus glaucus dan jamur benang lain dapat tumbuh pada aw
0,8. Bakteri umumnya memerlukan aw atau kelembaban tinggi lebih dari
0,98, tetapi bakteri halofil hanya memerlukan aw 0,75. Mikroba yang
tahan kekeringan adalah yang dapat membentuk spora, konidia atau dapat
membentuk kista. Tabel berikut ini memuat daftar aw yang oleh
beberapa Jenis bakteri dan jamur :
Nilai
aw
|
Bakteri
|
Jamur
|
1,00
|
Caulobacter
Spirillum
|
-
|
0,90
|
Lactobacilus
Bacillus
|
Fusarium
Mucor
|
0,85
|
Staphylococcus
|
Debaromyces
|
0,80
|
-
|
Penicillium
|
0,75
|
Halobacterium
|
Aspergillus
|
0,60
|
-
|
Xeromyces
|
Bakteri sebenarnya mahluk yang suka akan keadaan basah,
bahkan dapat hidup di dalam air. Hanya di dalam air yang tertutup mereka tak
dapat hidup subur, hal ini di sebabkan karena kurangnya udara bagi mereka.
Tanah yang cukup basah baiklah bagi kehidupan bakteri. Banyak bakteri menemui
ajalnya, jika kena udara kering. Meningococcus, yaitu bakteri yang
menyebabkan meningitis, itu mati dalam waktu kurang daripada satu jam, jika
digesekkan di atas kaca obyek. Sebaliknya,spora-spora bakteri dapat bertahan
beberapa tahun dalam keadaan kering.
Pada proses pengeringan, air akan menguap dari protoplasma.
Sehingga kegiatan metabolisme berhenti. Pengeringan dapat juga merusak
protoplasma dan mematikan sel. Tetapi ada mikrobia yang dapat tahan dalam
keadaan kering, misalnya mikrobia yang membentuk spora dan dalam bentuk kista.
Adapun syarat-syarat yang menentukan matinya bakteri karena kekeringan itu
ialah bakteri yang ada dalam medium susu, gula, daging kering dapat bertahan
lebih lama dari pada di dalam gesekan pada kaca obyek. Demikian pula efek
kekeringan kurang terasa, apabila bakteri berada di dalam sputum ataupun di
dalam agar-agar yang kering.
Pengeringan di dalam terang itu pengaruhnya lebih buruk
daripada pengeringan di dalam gelap. Pengeringan pada suhu tubuh (37°C) atau
suhu kamar (+ 26 °C) lebih buruk daripada pengeringan pada suhu titik-beku.
Pengeringan di dalam udara efeknya lebih buruk daripada pengeringan di dalam
vakum ataupun di dalam tempat yang berisi nitrogen. Oksidasi agaknya merupakan
factor maut.
b.
Pengaruh perubahan nilai Osmotik
Tekanan osmose sebenarnya sangat erat hubungannya dengan
kandungan air. Apabila mikroba diletakkan pada larutan hipertonis, maka selnya
akan mengalami plasmolisis, yaitu terkelupasnya membran sitoplasma dari dinding
sel akibat mengkerutnya sitoplasma. Apabila diletakkan pada larutan hipotonis,
maka sel mikroba akan mengalami plasmoptisa, yaitu pecahnya sel karena cairan
masuk ke dalam sel, sel membengkak dan akhirnya pecah.
Berdasarkan tekanan osmose yang diperlukan dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Mikroba osmofil, adalah mikroba yang dapat tumbuh pada
kadar gula tinggi.
2. Mikroba halofil, adalah mikroba yang dapat tumbuh pada
kadar garam halogen yang tinggi.
3. Mikroba
halodurik, adalah kelompok mikroba yang dapat tahan (tidak mati) tetapi tidak
dapat tumbuh pada kadar garam tinggi, kadar garamnya dapat mencapai 30 %.
Contoh mikroba osmofil adalah beberapa jenis khamir. Khamir
osmofil mampu tumbuh pada larutan gula dengan konsentrasi lebih dari 65 % wt/wt
(aw = 0,94). Contoh mikroba halofil adalah bakteri yang termasuk
Archaebacterium, misalnya Halobacterium. Bakteri yang tahan pada kadar
garam tinggi, umumnya mempunyai kandungan KCl yang tinggi dalam selnya. Selain
itu bakteri ini memerlukan konsentrasi Kalium yang tinggi untuk stabilitas
ribosomnya. Bakteri halofil ada yang mempunyai membran purple bilayer,
dinding selnya terdiri dari murein, sehingga tahan terhadap ion Natrium.
c.
Kadar Ion Hidrogen (pH)
Mikroba umumnya menyukai pH netral (pH 7). Beberapa bakteri
dapat hidup pada pH tinggi (medium alkalin). Contohnya adalah bakteri nitrat,
rhizobia, actinomycetes, dan bakteri pengguna urea. Hanya beberapa bakteri yang
bersifat toleran terhadap kemasaman, misalnya Lactobacilli, Acetobacter, dan
Sarcina ventriculi. Bakteri yang bersifat asidofil misalnya Thiobacillus.
Jamur umumnya dapat hidup pada kisaran pH rendah. Apabila mikroba ditanam
pada media dengan pH 5 maka pertumbuhan didominasi oleh jamur, tetapi apabila
pH media 8 maka pertumbuhan didominasi oleh bakteri. Berdasarkan pH-nya mikroba
dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
a. Mikroba asidofil, adalah kelompok mikroba yang dapat
hidup pada pH 2,0-5,0,
b. Mikroba mesofil (neutrofil), adalah kelompok mikroba yang
dapat hidup pada pH 5,5-8,0.
c. Mikroba alkalifil, adalah kelompok mikroba yang dapat
hidup pada pH 8,4-9,5. Contoh pH minimum, optimum, dan maksimum untuk beberapa
jenis bakteri adalah sebagai berikut :
Nama
mikroba
|
pH
|
||
minimum
|
optimum
|
maksimum
|
|
Escherichia coli
Proteus vulgaris
Enterobacter aerogenes
Pseudomonas aeruginosa
Clostridium sporogenes
Nitrosomonas spp
Nitrobacter spp
Thiobacillus Thiooxidans
Lactobacillus acidophilus
|
4,4
4,4
4,4
5,6
5,0-5,8
7,0-7,6
6,6
1,0
4,0-4,6
|
6,0-7,0
6,0-7,0
6,0-7,0
6,6-7,0
6,0-7,6
8,0-8,8
7,6-8,6
2,0-2,8
5,8-6,6
|
9,0
8,4
9,0
8,0
8,5-9,0
9,4
10,0
4,0-6,0
6,8
|
terimaksih ilmunya , sangat bermanfaat
BalasHapus