I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sosis
mempunyai nilai gizi yang tinggi, komposisi gizi sosis berbeda-beda, tergantung
pada jenis daging yang digunakan dan proses pengolahannya. Produk olahan sosis
kaya energi, dan dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat. Selain itu, sosis
juga memiliki kandungan kolesterol dan sodium yang cukup tinggi. Dalam
pembuatan sosis seringkali pembungkus atau cassing sosis susah dilepaskan dari
sosisnya sendiri, dan kadang hal ini membuat bentuk sosis kurang menarik.
Sosis
merupakan salah satu produk hasil olahan daging yang cukup terkenal di kalangan
masyarakat. Sosis adalah makanan yang dibuat dari daging ayam atau daging sapi
yang telah dicincang kemudian dihaluskan dan diberi bumbu-bumbu, dimasukkan ke
dalam pembungkus yang berbentuk bulat panjang yang berupa usus hewan atau
pembungkus buatan, dengan atau tanpa dimasak maupun diasapkan. Sosis mempunyai
nilai gizi yang tinggi. Komposisi gizi sosis berbeda-beda, tergantung pada
jenis daging yang digunakan dan proses pengolahannya. Produk olahan sosis kaya
energi, dan dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat. Selain itu, sosis juga
memiliki kandungan kolesterol dan sodium yang cukup tinggi.
B. Tujuan Pratikum
Adapun
tujuan dari pratikum ini adalah untuk membuat sosis dari daging sapi, ayam, dan
ikan sosis serta untuk mengetahu uji hedonik untuk mengetahui tingkat kesukaan
panelis baik dari rasa, warna, tekstur dan aroma.
II.
TINJAUN
PUSTAKA
Menurut Forrest et al
(1975) Adonan sosis merupakan emulsi minyak dalam air (oil in water) yang
terbentuk dalam suatu fase koloid dengan protein daging yang bertindak sebagai
emulsifier sehingga protein air dalam adonan sosis akan membuat matriks yang
menyelubungi butiran lemak dan membentuk emulsi yang stabil. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kestabilan emulsi yang berhubungan dengan penggunaan minyak atau
lemak adalah jumlah yang ditambahkan, jenis minyak atau lemak yang ditambahkan
dan titik cair dari lemak atau minyak tersebut.
Sosis adalah makanan yang dibuat
dari daging yang telah dicincang kemudian dihaluskan dan diberi bumbu-bumbu,
dimasukkan ke dalam pembungkus yang berupa usus hewan atau pembungkus buatan,
dengan atau tidak dimasak. Menurut Kramlich (1971) dalam Fiqhi (2009), sosis
adalah makanan yang dibuat dari daging yang digiling dan dibumbui, umumnya
dibentuk menjadi bentuk yang simetris (Fiqhi, 2009).
Sosis merupakan produk olahan yang
dibuat dari bahan dasar berupa daging (sapi atau ayam) yang digiling. Pada
prinsipnya semua jenis daging dapat dibuat sosis bila dicampur dengan sejumlah
lemak. Daging merupakan sumber protein yang bertindak sebagai pengemulsi dalam
sosis. Protein yang utama berperan sebagai pengemulsi adalah myosin yang larut
dalam larutan garam (Brandly, 1966).
III.
METODE
PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Alat :
1.
Food Processor / Meat Chopper
2.
Panic
3.
Wajan
Bahan :
1.
Daging Sapi
2.
Minyak Nabati
3.
Tepung Tapioka
4.
Garam
5.
Gula pasir
6.
Merica
7.
Ketumbar
8.
Bawang
9.
Putih Telur
10.
Es Serut
11.
Penyedap Rasa
12.
Casing Sosis
B. Prosedur Percobaan :
Pertama-tama
bahan-bahan yang akan digunakan ditimbang sesuai resep. Daging sapi ditimbang
masing-masing sebanyak 600 gram, kemudian dibersihkan dan dicacah atau
dipotong-potong. Selanjutnya cacahan daging sapi, putih telur, minyak nabati, garam, ketumbar,
bawang putih, dan sebagian es batu dimasukkan ke dalam food procesor.
Setelah campuran pertama halus, kemudian dicampur lagi dengan merica, bumbu
penyedap, tepung tapioka, dan sisa es batu. Hasil campuran dimasukkan ke dalam
stuffer dengan terlebih dahulu memasang casing sosis pada stuffer.
Perlahan-lahan adonan dikeluarkan dengan memutar tuas. Didalam cassing tidak
boleh diberi rongga untuk udara, sehingga cassing akan menjadi padat dan
dihasilkan bentuk sosis yang baik. Setelah cassing terisi adonan, ujung cassing
kemudian diikat menggunakan benang. Sosis kemudian direbus pada suhu sekitar 60
0C selama 45 menit, perebusan dilakukan dalam panci yang berisi air
dan diukur suhunya dengan termometer. Setelah masak, sosis ditiriskan dan
didinginkan. Cassing sosis dilepaskan lalu diamati warna, tekstur dan rasa
serta uji lipat.
IV. DATA HASIL PENGAMATAN
A.
Data
Hasil Pengamatan
Kel.
|
Bahan
|
Tekstur
|
Warna
|
Aroma
|
Rasa
|
Uji lipat
|
1.
|
Daging sapi beku
|
Tidak kenyal
|
Coklat tua
|
Khas daging sapi
|
Khas daging sapi
|
Tidak terlipat
|
2.
|
Daging sapi segar
|
Tidak kenyal
|
Coklat muda
|
Khas daging sapi
|
Khas daging sapi
|
Tidak terlipat
|
3.
|
Daging ayam
|
Tidak kenyal
|
Coklat putih
|
Khas daging ayam
|
Khas daging ayam
|
Tidak terlipat
|
B. Pembahasan
Sosis
merupakan produk emulsi yang membutuhkan pH tinggi (diatas pH isoelektrik).
Nilai pH sosis ditentukan oleh pH daging yang dipakai dalam pembuatan sosis dan
kondisi daging yang pre-rigor (Suparno, 1998). yang memberi kesempatan
pada enzim yang ada didalam daging untuk memutus protein daging (miofibril) dan
jaringan ikat sehingga daging menjadi lebih empuk.
Menurut Natasasmita (1987) perubahan
warna terjadi karena terjadinya perubahan status ion besi dalam pigmen daging
(myoglobin). Jika terjadi oksidasi maka ion ferro akan berubah menjadi ion
ferri dan warna daging akan menjadi coklat karena terbentuk metmyoglobin. Dalam
keadaan oksigen berlebih (daging dibiarkan terbuka), maka terjadi oksigenasi
dan warna daging menjadi merah cerah karena terbentuk oksimyoglobin. Myoglobin
yang memberikan warna merah pada daging. Warna normal daging segar dengan
adanya oksigen adalah merah terang, karena oksimioglobin mendominasi permukaan
daging. Pigmen yang memberikan warna pada daging adalah struktur hem. Hem ini
berkombinasi dengan protein membentuk hemoglobin dan mioglobin. Munculnya warna
merah cerah pada daging disebabkan oleh adanya ikatan oksigen pada atom besi
(Fe2+).
Terbentuknya
gel pada pembuatan sosis daging yaitu dipengaruhi dari penambahan tepung
tapioca. Semakin banyak penambahan tepung maka pembentukan gel akan semakin
bertambah. Ini dilihat dari tekstur yang mengeras pada sosis. Perbedaan casing
sosis dengan plastic biasa hanya pada bentuk plastiknya. Casing sosis lebih
kaku dibandingkan dengan plastic biasa maka casing sosis lebih bagus digunakan
karena bahannya yang terbuat untuk suhu yang dibutuhkan pada pembuatan sosis.
Menurut
Ockerman (1983), salah satu tujuan penambahan es dan air pada produk emulsi
daging adalah menurunkan panas produk yang ditimbulkan oleh gesekan selama
penggilingan. Jika panas ini menjadi berlebih maka emulsi akan pecah clan
produk tidak akan bersatu selama pemasakan. Hal ini disebabkan oleh adanya
denaturasi protein akibat panas yang terlalu tinggi. Penambahan es lebih baik
daripada air karena setiap penambahan satu gram es pada suhu 0°C
menjadi air dengan suhu 0°C membutuhkan 80 kalori. Garam tidak hanya
berfungsi sebagai pembentuk flavor, namun juga berpengaruh dalam pembentukan
karakteristik fisik dari adonan. Garam mempunyai peran yang cukup menentukan yaitu
memberikan kelezatan produk, mempertahankan flavor dari bahan-bahan yang
digunakan.
Dari
data hasil pengamatan dapat di jelaskan bahwa pada daging sapi begu, segar dan
daging ayam tekstur semuanya tidak kenyal, kemudian warna nya daging sapi beku
warnanya coklat tua, daging sapi segar warnanya coklat muda, sedangkan daging
ayam coklat putih. Untuk aroma semua bahan tercium bau khas baik itu daging
sapi atau daging ayam, rasanya juga sama semuanya mempunyai rasa yang khas baik
itu daging sapi atau ayam. Sedangkan untuk uji lipat semua tidak bias dilipat
karena teksturnya tidak bagus dan tidak kenyal.
V.
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan dari hasil pratikum ini adalah sebagi berikut :
1.
Pembuatan sosis sangat mudah dan praktis, tetapi tetap
harus memperhatikan emulsi dan formula bahan-bahan yang digunaka.
2. Setelah
sosis dipanas kan maka sosis harus di dingin kan terlebih dahulu supaya
terbentuk kepadatan yang maksimal.
3.
Tepung tapioca sebagai salah satu emulsi untuk
pembuatan sosis
4. Sosis
merupakan produk emulsi yang membutuhkan pH tinggi (diatas pH isoelektrik).
5. Casing sosis lebih kaku dibandingkan
dengan plastic biasa maka casing sosis lebih bagus digunakan karena bahannya
yang terbuat untuk suhu yang dibutuhkan pada pembuatan sosis.
DAFTAR
PUSTAKA
Brandly,
P.J., Migaki G., Taylor K.E. 1966. Meat
Hygiene, 3rdEdit. Lea and Febiger, Philadelphia.
Effie. 1980. Pembuatan Sosis Ikan Cucut (Centroscymus
coelolepsi). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
Bogor.
Forest et all.1975. Principle of
Meat Science. Freeman and Co. San Fransisco.
Soeparno. 1994. Ilmu dan
Teknologi Daging. UGM Press, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar