Kamis, 24 April 2014

DESTILASI

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
            Bahan mentah secara biologis sering dicampurkan, dan untuk menyiapkan bahan pangan, beberapa komponen bahan mentah ini harus dipisahkan. Satu cara yang dapat melakukan pemisahan ini adalah dengan introduksi satu fase baru kepada system, dengan membiarkan komponen asli bahan mentah tersebut menyebar diantara beberapa fase sehingga dengan pemilihan kondisi suatu fase diperkaya sambil fase lain berkurang terhadap salah satu komponen.
            Di dalam industri pangan ada dua cara pemisahan bahan campuran air dengan penguapan yaitu destilasi basah dan destilasi kering. Dalam destilasi basah berdasarkan sumber panas yang digunakan dalam proses destilasi ada tiga macam, yaitu destilasi dengan uap air panas, destilasi dengan air, serta destilasi dengan uap air panas dan air. Biasanya destilasi basah terdiri dari empat bagian , yaitu ketel uap sebagai penghasil panas, ketel penyuling, kondensor, serta alat penampung dan pemisah.
            Destilasi biasanya digunakan dalam industri minyak atsiri/minyak terbang seperti minyak cengkeh, minyak kayu putih, minyak sereh, minyak nilam dan sebagainya. Minyak atsiri banyak terdapat pada hewan dan tumbuhan, yang mudah menguap dan berbau khas. Mutu minyak atsiri biasanya dipengaruhi oleh mutu bahan baku, proses pengolahan, penaganan bahan baku, dan penanganan minyak hasil pengolahan (pemurnian).
            Destilasi akan memperlihatkan beberapa peristiwa sebagai suatu metoda langsung diterapkan oleh karena suhu destilasi akan menyebabkan kerusakan bahan. Dalam hal bahan yang mudah menguap harus dipindahkan dari bahan yang tidak mudah menguap, destilasi uap kadang-kadang dipergunkan untuk memisahkan bahan pada suhu yang aman.
            Seringkali berat molekul bahan yang mudah menguap, yang didestilasi lebih besar daripada berat molekul uap air, sehingga uap mungkin mengandung proporsi komponen yang mudah menguap lebih besar. Destilasi uap dipergunakan dalam industri pangan dan dalam pengerjaan beberapa minyak yang mudah menguap dan dalam memisahkan minyak yang mudah menguap dan dalam memisahkan bau yang tidak dikehendaki dari lemak dan minyak.

B.  Tujuan Percobaan
            Adapun tujuan dilakukan percobaan ini adalah untuk mengenal lebih jauh alat destilasi dan prosesnya dalam memisahkan zat cair atau zat padat yang terdapat dalam dua atau lebih campuran berdasarkan perbedaan titik uapnya.
  



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Destilasi adalah pemisahan suatu cairan dengan cara penguapan sehingga uap yang mengandung proporsi bahan yang mudah menguap yang lebih tinggi daripada yang tertinggal, yaitu bahan cair. Uap relative lebih kaya kandungan komponen yang mudah menguap dan sisanya lebih banyak mengandung bahan-bahan yang sukar menguap. Dalam cara ini derajat pemisahan dipertahankan dalam suatu tahap. Tahap lebih lanjut dilakukan dengan cara pengembunan uap dan kemudian menguapkan hasil pengambunan ini kembali. Uap yang baru, mengandung lebih banyak komponen yang mudah menguap. Destilasi uap digunakan sebagai salah satu kemungkinan dengan destilasi hampa udara sehingga pendidihan dapat terjadi pada suhu yang lebih rendah dan tidak membahayakan dengan bahan yang peka terhadap panas. Didalam industri pangan, destilasi dipergunakan dalam pemisahan minyak atsiri, dalam persiapan anggur dan spritus serta dalam proses pemindahan bau dan aroma yang tidak dikehendaki (Earle, 1969).
            Destilasi merupakan suatu cara yang dapat memisahkan campuran cairan atas komponen-komponennya. Pada campuran ini bahan yang terdiri dari dua atau lebih komponen dipanaskan pada titik didihnya sehingga sebagian cairan menguap. Uap yang keluar pada pemanasan ini masih merupakan campuran tetapi komposisi pada umumnya berbeda dengan cairan asalnya (Bakhtiar, 1996).
            Peralatan destilasi untuk fraksinasi bahan cair secara terus menerus, terdiri dari tiga bahan utama yaitu pembangkit uap yang berfungsi sebagai penyedia panas yang dibutuhkan untuk penguapan, sebuah kolom/ketel destilasi untuk tempat seluruh destilasi, dan sebuah pendingin atau kondensor untuk memampatkan hasil yang sebelumnya. Dalam beberapa hal, uap dan komponen yang mudah menguap dimampatkan, tidak bercampur, sehingga pemisahan didalam alat pendingin menjadi lebih sederhana (Cabe, 1993).
            Alat destilasi adalah alat yang dapat dipergunakan untuk mengekstraksi suatu zat cair/padat yang terdapat dalam dua atau lebih campuran zat berdasrkan tinggi rendahnya titik uap atau titik didihnya. Alat destilasi ada dua macam, yaitu alat destilasi cara basah dan alat destilasi cara kering. Pada prinsipnya alat destilasi terdiri dari empat bagian, yaitu (1). Bagian penghasil panas, (2). Bagian dimanan terjadi proses penyulingan, (3). Bagian pengembun, dan (4). Bagian pemisah bahan yang disuling dari komponen zat lain (Setyahartini et al., 1977).
  



BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

A.    Bahan dan Alat
            Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah daun kayu putih. Sedangkan alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah ketel destilasi dan timbangan analitik.

B.     Cara Kerja
1.      Sampel disiapkan, lalu diangin-angikan selama stu malam.
2.      Sebelum didestilasi sampel ditimbang serta dirajang-rajang ± 5 cm.
3.      Diisi ketel uap dengan sampel maksimum 5 cm dibawah tutup ketel.
4.      Dioperasikan alat destilasi kemudian dibuka kran air masuk menuju ketel dan kran air menuju kondensor.
5.      Alat destilasi dihentikan apabila kondensor sudah tidak mengandung minyak lagi.
6.      Hasil penyulingan didiamkan beberapa saat sampai terjadi pemisahan minyak dengan air.
7.      Dihitung rendemen.
8.      Diamati warna dan bau dari hasil destilasi.



  
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A.  Data Hasil Pengamatan
Pengambilan
Jumlah
Aroma
I
1 ml
Sedikit
II
0,5 ml
Sedikit
III
0,5 ml
Mulai tercium
IV
0,5 ml
Agak kuat
Total
2,5 ml = 0,0025

Rendemen       =         
Rendemen       =         
Rendemen       =          0,167 %

B.  Pembahasan
            Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, diketahui bahwa hasil sulingan minyak pada pengambilan pertama memiliki volume yang lebih banyak dibandingkan dengan pengambilan minyak yang kedua, ketiga dan keempat. Warna  minyak pada pengambilan yang pertama lebih keruh dibandingkan dengan pengambilan lainnya. Akan tetapi aroma pada pengambilan pertama tidak sekuat pada minyak yang diambil untuk kedua, ketiga, dan keempat. Untuk penyulingan minyak atsiri, tingkat kemurnian minyak yang paling tinggi didapatkan pada saat destilasi dilakukan berturut-turut.
            Warna keruh yang terlihat disebabkan karena pencampuran antara minyak dan air. Warna keruh ini dapat hilang atau kembali jernih setelah campuran antara minyak dan air tersebut didiamkan untuk beberapa saat.
            Sedangkan aroma dan volume yang dihasilkan berbeda dikarenakan pengaruh perbedaan waktu atau lamanya hasil sulingan didalam kondensor dan pengaruh suhu yang diberikan terhadap bahan sewaktu didestilasikan.
            Semakin lama bahan yang telah disuling berada dalam kondensor maka akan semakin kuat aroma dari bahan tersebut. Semakin lama alat destilasi dijalankan maka akan semakin banyak pula minyak yang terdapat didalamnya yang telah disuling yang menguap sehingga semakin sedikit atau berkurang volume minyak yang dihasilkan.  Hal ini dapat dilihat dari grafik hubungan antara jumlah pengambilan dengan volume minyak yang dihasilkan yang terdapat dibawah.
             Akan tetapi aroma yang dihasilkan semakin kuat sebagai akibat menguapnya minyak yang sehingga yang tertinggal hanya aromanya saja.
            Sedangkan pengaruh suhu memberi dampak pada mutu dari bahan yang dihasilkan setelah didestilasi. Semakin tinggi suhu dan lama proses destilasi dilakukan maka mutu dari bahan semakin baik. Ini dapat dilihat bahwa pada pengambilan keempat minyak yang didapatkan sangat sedikit akan tetapi mempunyai kekentalan yang cukup tinggi sebagai akibat dari berkurangnya komposisi air didalam minyak atsiri yang dihasilkan.
            Pada percobaan ini, jenis alat destilasi yang digunakan adalah alat destilasi dengan uap air panas dan air. Destilasi ini termasuk dalam bagian destilasi secara basah yang menggunakan panas yang bersumber dari air yang dipanasi dan uap air dari pemanasan air tersebut. Alat destilasi basah dengan uap panas dan air ini terdiri dari bagian-bagian seperti ketel pemanas dan ketel penyuling. Bahan yang akan disuling terletak di bagian atas, sedangkan air yang akan dipanasi untuk menghasilkan uap air panas terletak di bagian bawah dari alat tersebut. Antara air dan bahan dipisahkan oleh sebuah sekat yang berlubang-lubang sehingga uap air panas dapat mengalir ke atas untuk memanasi bahan yang akan disuling.
            Selanjutnya uap air yang dihasilkan oleh ketel penyuling langsung dialirkan ke kondensor melalui pipa penghubung. Didalam kondensor, uap air yang dihasilkan di ketel pemanas didinginkan dengan air pendingin yang pengalirannya berlawanan arah dari aliran uap air secara simultan, sehingga uap air tersebut mengalami kondensasi. Kondensat akan keluar dari lubang pengeluaran dan ditampung dalam alat penampung yang selanjutnya dialirkan kea rah alat pemisah cairan destilasi dari kondesat berdasarkan berat jenisnya.
            Akan tetapi pada saat praktikum dilakukan pada bagian dari alat destilasi yaitu alat pemisah cairan destilasi dari kondensat tidak digunakan karena rusak. Jadi, pada saat percobaan dilakukan pemisahan cairan antara minyak dan air digunakan labu pemisah. Dengan menggunakan labu pemisah ini hasil yang didapatkan mungkin tidak seoptimal apabila digunakan alat pemisah yang masih berhubungan langsung dengan kondensor. Seandainya digunakan alat pemisah yang masih berhubungan dengan kondensor minyak atsiri yang teruapkan (terbang) tidak sebanyak pada saat pemisahan dengan labu pemisah.


  
BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
            Dari data hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
v  Destilasi merupakan suatu proses pemisahan komponen suatu campuran bahan cair berdasarkan perbedaan titik didihnya.
v  Agar komponen minyak atsiri yang terbentuk dapat dipisahkan dengan air maka campuran keduanya dimasukkan ke dalam labu pemisah.
v  Produk minyak atsiri biasanya menggunakan alat destilasi secara basah.
v  Jika destilasi dilakukan secara berturut-turut atau berulang-ulang maka minyak atsiri yang akan dihasilkan memiliki tingkat kemurnian produk yang tinggi.
v  Semakin lama bahan yang telah disuling berada dalam kondensor maka akan semakin kuat aroma dari bahan tersebut.
v  Semakin tinggi suhu dan lama proses destilasi dilakukan maka mutu dari bahan semakin baik.
v  Dalam proses destilasi secara basah terdapat empat bagian yang utama, yaitu:
(1). Ketel uap sebagai tempat penghasil panas
(2). Ketel destilasi sebagai tempat terjadinya proses penyulingan
(3). Kondensor sebagai pendingin
(4). Penyuling sebagai pemisah bahan yang disuling dari komponen lain

B.  Saran
            Agar mendapatkan hasil akhir yang optimal sebaiknya alat yang digunakan harus lengkap atau komponen-komponennya dapat digunakan semuanya. Asisten yang menangani judul-judul praktikum yang memerlukan waktu kerja yang lamanya kalau bisa datang pada waktu yang telah disepakati bersama agar praktikum yang dilakukan selesai pada jadwalnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar. 1996. DASAR OPERASI TEKNIK KIMIA (DESTILASI). Politeknik UNHAS, Ujung Pandang.

Cabe, Mc. 1993. OPERASI TEKNIK KIMIA. Erlangga, Jakarta.

Earle, R.L. 1969. SATUAN OPERASI DAN PENGOLAHAN BAHAN. PT. Sastra Hudaya, Bogor.


Setyahartini, et al., 1977. DASAR-DASAR SATUAN OPERASI. IPB, Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar