BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bahan mentah secara biologis sering
dicampurkan, dan untuk menyiapkan bahan pangan, beberapa komponen bahan mentah
ini harus dipisahkan. Satu cara yang dapat melakukan pemisahan ini adalah
dengan introduksi satu fase baru kepada system, dengan membiarkan komponen asli
bahan mentah tersebut menyebar diantara beberapa fase sehingga dengan pemilihan
kondisi suatu fase diperkaya sambil fase lain berkurang terhadap salah satu
komponen.
Di dalam industri pangan ada dua cara
pemisahan bahan campuran air dengan penguapan yaitu destilasi basah dan
destilasi kering. Dalam destilasi basah berdasarkan sumber panas yang digunakan
dalam proses destilasi ada tiga macam, yaitu destilasi dengan uap air panas,
destilasi dengan air, serta destilasi dengan uap air panas dan air. Biasanya
destilasi basah terdiri dari empat bagian , yaitu ketel uap sebagai penghasil
panas, ketel penyuling, kondensor, serta alat penampung dan pemisah.
Destilasi biasanya digunakan dalam
industri minyak atsiri/minyak terbang seperti minyak cengkeh, minyak kayu
putih, minyak sereh, minyak nilam dan sebagainya. Minyak atsiri banyak terdapat
pada hewan dan tumbuhan, yang mudah menguap dan berbau khas. Mutu minyak atsiri
biasanya dipengaruhi oleh mutu bahan baku ,
proses pengolahan, penaganan bahan baku ,
dan penanganan minyak hasil pengolahan (pemurnian).
Destilasi akan memperlihatkan
beberapa peristiwa sebagai suatu metoda langsung diterapkan oleh karena suhu
destilasi akan menyebabkan kerusakan bahan. Dalam hal bahan yang mudah menguap
harus dipindahkan dari bahan yang tidak mudah menguap, destilasi uap
kadang-kadang dipergunkan untuk memisahkan bahan pada suhu yang aman.
Seringkali berat molekul bahan yang
mudah menguap, yang didestilasi lebih besar daripada berat molekul uap air,
sehingga uap mungkin mengandung proporsi komponen yang mudah menguap lebih
besar. Destilasi uap dipergunakan dalam industri pangan dan dalam pengerjaan
beberapa minyak yang mudah menguap dan dalam memisahkan minyak yang mudah menguap
dan dalam memisahkan bau yang tidak dikehendaki dari lemak dan minyak.
B. Tujuan
Percobaan
Adapun tujuan dilakukan percobaan
ini adalah untuk mengenal lebih jauh alat destilasi dan prosesnya dalam
memisahkan zat cair atau zat padat yang terdapat dalam dua atau lebih campuran
berdasarkan perbedaan titik uapnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Destilasi adalah pemisahan suatu
cairan dengan cara penguapan sehingga uap yang mengandung proporsi bahan yang
mudah menguap yang lebih tinggi daripada yang tertinggal, yaitu bahan cair. Uap
relative lebih kaya kandungan komponen yang mudah menguap dan sisanya lebih
banyak mengandung bahan-bahan yang sukar menguap. Dalam cara ini derajat
pemisahan dipertahankan dalam suatu tahap. Tahap lebih lanjut dilakukan dengan
cara pengembunan uap dan kemudian menguapkan hasil pengambunan ini kembali. Uap
yang baru, mengandung lebih banyak komponen yang mudah menguap. Destilasi uap
digunakan sebagai salah satu kemungkinan dengan destilasi hampa udara sehingga
pendidihan dapat terjadi pada suhu yang lebih rendah dan tidak membahayakan
dengan bahan yang peka terhadap panas. Didalam industri pangan, destilasi
dipergunakan dalam pemisahan minyak atsiri, dalam persiapan anggur dan spritus
serta dalam proses pemindahan bau dan aroma yang tidak dikehendaki (Earle,
1969).
Destilasi merupakan suatu cara yang
dapat memisahkan campuran cairan atas komponen-komponennya. Pada campuran ini
bahan yang terdiri dari dua atau lebih komponen dipanaskan pada titik didihnya
sehingga sebagian cairan menguap. Uap yang keluar pada pemanasan ini masih
merupakan campuran tetapi komposisi pada umumnya berbeda dengan cairan asalnya
(Bakhtiar, 1996).
Peralatan destilasi untuk fraksinasi
bahan cair secara terus menerus, terdiri dari tiga bahan utama yaitu pembangkit
uap yang berfungsi sebagai penyedia panas yang dibutuhkan untuk penguapan,
sebuah kolom/ketel destilasi untuk tempat seluruh destilasi, dan sebuah
pendingin atau kondensor untuk memampatkan hasil yang sebelumnya. Dalam beberapa
hal, uap dan komponen yang mudah menguap dimampatkan, tidak bercampur, sehingga
pemisahan didalam alat pendingin menjadi lebih sederhana (Cabe, 1993).
Alat destilasi adalah alat yang
dapat dipergunakan untuk mengekstraksi suatu zat cair/padat yang terdapat dalam
dua atau lebih campuran zat berdasrkan tinggi rendahnya titik uap atau titik
didihnya. Alat destilasi ada dua macam, yaitu alat destilasi cara basah dan
alat destilasi cara kering. Pada prinsipnya alat destilasi terdiri dari empat
bagian, yaitu (1). Bagian penghasil panas, (2). Bagian dimanan terjadi proses
penyulingan, (3). Bagian pengembun, dan (4). Bagian pemisah bahan yang disuling
dari komponen zat lain (Setyahartini et
al., 1977).
BAB III
METODOLOGI
PERCOBAAN
A. Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam
percobaan ini adalah daun kayu putih. Sedangkan alat yang digunakan dalam
percobaan ini adalah ketel destilasi dan timbangan analitik.
B. Cara Kerja
1.
Sampel disiapkan, lalu diangin-angikan selama stu
malam.
2.
Sebelum didestilasi sampel ditimbang serta
dirajang-rajang ± 5 cm.
3.
Diisi ketel uap dengan sampel maksimum 5 cm dibawah
tutup ketel.
4.
Dioperasikan alat destilasi kemudian dibuka kran air
masuk menuju ketel dan kran air menuju kondensor.
5.
Alat destilasi dihentikan apabila kondensor sudah tidak
mengandung minyak lagi.
6.
Hasil penyulingan didiamkan beberapa saat sampai
terjadi pemisahan minyak dengan air.
7.
Dihitung rendemen.
8.
Diamati warna dan bau dari hasil destilasi.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
A. Data
Hasil Pengamatan
Pengambilan
|
Jumlah
|
Aroma
|
I
|
1
ml
|
Sedikit
|
II
|
0,5
ml
|
Sedikit
|
III
|
0,5
ml
|
Mulai
tercium
|
IV
|
0,5
ml
|
Agak
kuat
|
Total
|
2,5 ml = 0,0025
|
Rendemen =
Rendemen =
Rendemen = 0,167
%
B. Pembahasan
Dari hasil percobaan yang telah
dilakukan, diketahui bahwa hasil sulingan
minyak pada pengambilan pertama memiliki volume yang lebih banyak dibandingkan
dengan pengambilan minyak yang kedua, ketiga dan keempat. Warna minyak pada pengambilan yang pertama lebih
keruh dibandingkan dengan pengambilan lainnya. Akan tetapi aroma pada
pengambilan pertama tidak sekuat pada minyak yang diambil untuk kedua, ketiga,
dan keempat. Untuk penyulingan minyak atsiri, tingkat kemurnian minyak yang
paling tinggi didapatkan pada saat destilasi dilakukan berturut-turut.
Warna keruh yang terlihat disebabkan
karena pencampuran antara minyak dan air. Warna keruh ini dapat hilang atau
kembali jernih setelah campuran antara minyak dan air tersebut didiamkan untuk
beberapa saat.
Sedangkan aroma dan volume yang
dihasilkan berbeda dikarenakan pengaruh perbedaan waktu atau lamanya hasil
sulingan didalam kondensor dan pengaruh suhu yang diberikan terhadap bahan
sewaktu didestilasikan.
Semakin lama bahan yang telah
disuling berada dalam kondensor maka akan semakin kuat aroma dari bahan
tersebut. Semakin lama alat destilasi dijalankan maka akan semakin banyak pula
minyak yang terdapat didalamnya yang telah disuling yang menguap sehingga
semakin sedikit atau berkurang volume minyak yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat dari grafik hubungan
antara jumlah pengambilan dengan volume minyak yang dihasilkan yang terdapat
dibawah.
Sedangkan pengaruh suhu memberi
dampak pada mutu dari bahan yang dihasilkan setelah didestilasi. Semakin tinggi
suhu dan lama proses destilasi dilakukan maka mutu dari bahan semakin baik. Ini
dapat dilihat bahwa pada pengambilan keempat minyak yang didapatkan sangat
sedikit akan tetapi mempunyai kekentalan yang cukup tinggi sebagai akibat dari
berkurangnya komposisi air didalam minyak atsiri yang dihasilkan.
Pada percobaan ini, jenis alat
destilasi yang digunakan adalah alat destilasi dengan uap air panas dan air.
Destilasi ini termasuk dalam bagian destilasi secara basah yang menggunakan
panas yang bersumber dari air yang dipanasi dan uap air dari pemanasan air
tersebut. Alat destilasi basah dengan uap panas dan air ini terdiri dari
bagian-bagian seperti ketel pemanas dan ketel penyuling. Bahan yang akan
disuling terletak di bagian atas, sedangkan air yang akan dipanasi untuk
menghasilkan uap air panas terletak di bagian bawah dari alat tersebut. Antara
air dan bahan dipisahkan oleh sebuah sekat yang berlubang-lubang sehingga uap
air panas dapat mengalir ke atas untuk memanasi bahan yang akan disuling.
Selanjutnya uap air yang dihasilkan
oleh ketel penyuling langsung dialirkan ke kondensor melalui pipa penghubung.
Didalam kondensor, uap air yang dihasilkan di ketel pemanas didinginkan dengan
air pendingin yang pengalirannya berlawanan arah dari aliran uap air secara
simultan, sehingga uap air tersebut mengalami kondensasi. Kondensat akan keluar
dari lubang pengeluaran dan ditampung dalam alat penampung yang selanjutnya
dialirkan kea rah alat pemisah cairan destilasi dari kondesat berdasarkan berat
jenisnya.
Akan tetapi pada saat praktikum
dilakukan pada bagian dari alat destilasi yaitu alat pemisah cairan destilasi
dari kondensat tidak digunakan karena rusak. Jadi, pada saat percobaan
dilakukan pemisahan cairan antara minyak dan air digunakan labu pemisah. Dengan
menggunakan labu pemisah ini hasil yang didapatkan mungkin tidak seoptimal
apabila digunakan alat pemisah yang masih berhubungan langsung dengan
kondensor. Seandainya digunakan alat pemisah yang masih berhubungan dengan
kondensor minyak atsiri yang teruapkan (terbang) tidak sebanyak pada saat
pemisahan dengan labu pemisah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari data hasil pengamatan dan
pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
v
Destilasi merupakan suatu proses pemisahan
komponen suatu campuran bahan cair berdasarkan perbedaan titik didihnya.
v
Agar komponen minyak atsiri yang terbentuk dapat
dipisahkan dengan air maka campuran keduanya dimasukkan ke dalam labu pemisah.
v
Produk minyak atsiri biasanya menggunakan alat
destilasi secara basah.
v
Jika destilasi dilakukan secara berturut-turut
atau berulang-ulang maka minyak atsiri yang akan dihasilkan memiliki tingkat
kemurnian produk yang tinggi.
v
Semakin lama bahan yang telah disuling berada
dalam kondensor maka akan semakin kuat aroma dari bahan tersebut.
v
Semakin tinggi suhu dan lama proses destilasi
dilakukan maka mutu dari bahan semakin baik.
v
Dalam proses destilasi secara basah terdapat
empat bagian yang utama, yaitu:
(1). Ketel uap sebagai tempat penghasil panas
(2). Ketel destilasi sebagai tempat terjadinya proses
penyulingan
(3). Kondensor sebagai pendingin
(4). Penyuling sebagai pemisah bahan yang disuling dari
komponen lain
B. Saran
Agar mendapatkan hasil akhir yang
optimal sebaiknya alat yang digunakan harus lengkap atau komponen-komponennya
dapat digunakan semuanya. Asisten yang menangani judul-judul praktikum yang
memerlukan waktu kerja yang lamanya kalau bisa datang pada waktu yang telah
disepakati bersama agar praktikum yang dilakukan selesai pada jadwalnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar. 1996. DASAR OPERASI TEKNIK KIMIA
(DESTILASI). Politeknik UNHAS, Ujung
Pandang .
Cabe, Mc. 1993. OPERASI TEKNIK KIMIA. Erlangga, Jakarta .
Earle, R.L. 1969. SATUAN OPERASI DAN PENGOLAHAN
BAHAN. PT. Sastra Hudaya, Bogor .
Setyahartini, et
al., 1977. DASAR-DASAR SATUAN OPERASI. IPB, Bogor .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar