Selasa, 15 April 2014

MAKALAH LARUTAN PENGENCER

BAB I
PENDAHULUAN.

A. Latar Belakang
             Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai kehidupan makhluk kecil yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Bakteri sebagai mikroorganisme memiliki kemampuan untuk beradaptasi di berbagai habitat.Pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dipengaruhi oleh beberapa hal, misalnya tingkat kandungan air (water activity) dan nutrisi yang diperoleh dari lingkungannya.                      
Dalam praktikum kali ini kita melakukan berbagai macam kegiatan. Diantaranya adalah sterilisasi, medium dan larutan pengencer, metode hitungan cawan, pewarnaan bakteri. Sterilisasi merupakan suatu usaha membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari segala macam bentuk kehidupan, termasuk mikroba.Mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik didalam medium dan larutan pengencer yang merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba.
Kemudian untuk menghitung jumlah bakteri dari medium tersebut menggunakan metode hitungan cawan yang merupakan metode perhitungan jumlah mikroba dalam bahan pangan.Cara mempermudah perhitungan mikroba salah satunya yaitu dengan pewarnaan bakteri yang merupakan suatu cara untuk pewarnaan bakteri yang terkandung dalam bahan pangan dengan larutan NA, gram A (violet kristal), gram B (lugol), gram C (etanol), dan gram D (safranin).
B. Tujuan Dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum mikrobiologi diantaranya strerilisasi bertujuan untuk membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari segala macam kehidupan, termasuk mikroba, medium dan larutan pengenceran bertujuan untuk mengisolasi, memperbanyak, penguji sifat-sifat fisiologis dan sebagai media penghitungan jumlah mikroba, metode hitungan cawan bertujuan untuk menghitung jumlah mikroba dalam bahan pangan, dan pewarnaan bakteri bertujuan untuk mewarnai bakteri yang merupakan modifikasi dari cara pewarnaan sederhana.
Manfaat praktikum Mikrobiologi umum ini adalah agar dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan mikroba dalam makanan dimana mikroba mempunyai banyak hubungan dan perananyang sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sterilisasi
Sterilisasi adalah usaha pembebasan suatu bahan dari mikroorganisme hidup atau stadium istirahatnya. Metode sterilisasi terbagi atas tiga klasifikan utama, yaitu sterilisasi secara fisik, secara kimia dan secara mekanis atau filtrasi (Robinson, 1990).
Contoh dari sterilisasi secara fisik antara lain pemanasan lembab, sterilisasi kering, dan penyinaran. Perlakuan pada sterilisasi secara kimia merupakan analogi penggunaan senyawa kimia baik etileneoksida (oxiran), β-propiolakton maupun dietilkarbonat. Sedangkan sterilisasi secara mekanis dilakukan dengan silinder porselin yaitu lilin chamberland dan filter berkefeld (Schlegel dan Schmidt, 1994).
Kecepatan pematian atau pemusnahan yang eksponensial tidak hanya tergantung dari jenis mikroorganisme saja tetapi dari berbagai kondisi lingkungan. Sebagai ganti kecepatan ini, sebagai kriteria terjadi peristiwa pematian pada kondisi tertentu dan populasi tertentu digunakan nilai D, yaitu waktu yang diperlukan untuk pematian 90% dari sel, juga disebut masa reduksi desimal (Schlegel dan Schmidt, 1994).

B.  Sterilisasi kering
Sterilisasi kering merupakan proses pemusnahan bakteri yang terdapat pada peralatan praktikum dengan menggunakan oven.Hal ini bermanfaat dalam penelitian mikroorganisme yang membutuhkan peralatan steril agar peralatan tersebut tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme yang tidak diinginkan, sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992).
Alat sterilisasi kering yang biasa digunakan adalah oven.Cara sterilisasi peralatan menggunakan autoklaf yaitu botol bersih diberi beberapa tetes aquades dan tutup dengan alumunium foil, jangan ditutup terlalu rapat karena saat pemanasan berlangsung dapat timbul pemuaian. Alat dan kertas saring dibungkus dengan kertas tebal atau diletakkan pada baki stainless steel kemudian bungkus baki dengan kain tebal sebelum dimasukkan ke dalam oven. Peralatan sektio seperti pinset, gunting gagang skalpel dan jarum dibungkus dengan kertas kopi atau kertas merang. Alumunium foil tidak dianjurkan sebagai pembungkus karena uap air tidak dapat menembusnya.Temperatur yang digunakan untuk sterilisasi botol kultur kosong dan peralatan yang akan digunakan untuk menanam eksplan adalah 170° C pada tekanan 1 atm selama 60 menit, perhitungan waktu dimulai setelah suhu dan tekanan mencapai tingkat yang diinginkan. Sedangkan cara sterilisasi dengan oven adalah botol, tabung reaksi dan erlenmeyer dicuci bersih dan masukan ke dalam oven selama 1 jam pada temperatur 170° C dengan sistem udara statis. Keuntungan dari sterilisasi kering yaitu tidak ada uap air yang membasahi peralatan yang disterilkan (Fardiaz, 1992).

 C. Sterilisasi Basah
Sterilisasi basah adalah proses pemusnahan bakteri yang terdapat pada peralatan praktikum yang akan digunakan dengan menggunakan autoklaf. Biasanya menggunakan autoklaf dengan temperatur 121° C dan tekanan seitar 2 atm. Lamanya sterilisasi tergantung pada volum dan jenis bahan yang disterilkan. Air biasanya disterilkan selama 1 jam dan media selama 20 – 40 menit. Sterilisasi yang terlalu lama dapat mengakibatkan penguraian gula, degradasi vitamin dan asam amino, inaktivasi sitokinin zeatin riboside, dan perubahan pH yang mengakibatkan depolimerisasi agar.Proses sterilisasi aquades menggunakan autoklaf listrik lebih efektif jika digunakan wadah dengan volum 200 – 500 ml yang diisi 80% volum, tutup dengan keras dan kencangkan dengan karet gelang. Waktu sterilisasi selama 30 menit pada tekanan 1 atm. Apabila waktu sterilisasi aquades dan media telah selesai, autoklaf tidak boleh diturunkan tekanannya secara mendadak, karena apabila diturunkan mendadak cairan didalamnya akan mendidih dan bubbled up atau meluap (Fardiaz, 1992).
D. Medium Nutrient Agar (NA)
NA adalah suatu larutan biak yang dapat dibuat dari senyawa NB (Nutrient Broth) yang didalamnya mengandung ekstrak daging dan pepto ditambah 1,5 % agar dipakai untuk menumbuhkan mikroorganisme (Schlegel dan Schmidt, 1994). NA merupakan salah satu teknik yang sangat baik untuk memisahkan mikroba karena NA itu bernuansa basa sehingga dapat diketahui masing-masing morfologinya (Harsono, 2001).
E.  Medium Potato Dextrose Agar (PDA)
Medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroorganisme. PDA dibuat untuk menumbuhkan jamur. Hal itu dikarenakan jamur membutuhkan medium yang mengandung karbohidrat, dan pada medium PDA ini terdapat kentang (sumber karbohidrat) sebagai media yang cocok untuk menumbuhkan jamur. PDA (Potato Dextrose Agar) yaitu digunakan untuk kultivasi dan identifikasi jamur sehingga mempermudah dalam morfologinya (Fardiaz, 1994).
PDA terbuat dari kentang dengan campuran dextrose dengan menggunakan perbandingan yang benar.Didalam ilmu biologi disebutkan bahwa bakteri hidup di suasana asam, hal ini menunjukkan bahwa PDA cocok untuk mengembangbiakkan mikroba (Penn, 1991).



BAB III
PEMBAHASAN

1. Sterilisasi
Sterilisasi yang dilakukan ada dua macam, yaitu sterilisasi kering dan sterilisasi basah. Alat yang mendapat perlakuan sterilisasi kering adalah alat-alat yang terbuat dari gelas, misalnya pipet, tabung reaksi dan cawan petri. Pipet, tabung reaksi dan cawan petri yang disterilkan masing-masing berjumlah 10 buah.
Tujuan dari sterilisasi ini adalah untuk mematikan segala bentuk kehidupan termasuk mikroba, hal ini sesuai dengan pendapat Fardiaz (1989) yang menyatakan bahwa sterilisasi merupakan cara aseptik yang harus dilakukan dalam pekerjaan mikrobiologi merupakan cara kerja dimana terjadinya kontaminasi oleh mikroba lain yang tidak dikehendaki dicegah semaksimum mungkin, sedangkan substansi mikroba yang dikehendaki dipertahankan semaksimum mungkin.
Sterilisasi kering menggunakan oven selama 1-2 jam. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dinyatakan oleh Darmadi (2008) yaitu sterilisasi kering dilakukan dengan udara panas pada sebuah alat yang disebut oven, suhunya dapat mencapai 160-180 C, membutuhkan waktu 1-2 jam dan digunakan untuk sterilisasi alat-alat dari gelas seperti tabung reaksi, labu, cawan petri, dan sebagainya.
Sterilisasi basah dilakukan pada larutan yang akan digunakan untuk bahan pembuatan medium dan larutan pengencer. Sterilisasi ini dilakukan dengan autoklaf pada suhu 121C dan dalam waktu 10-15 menit, hal ini sesuai dengan pendapat Suwahyono (2009) medium cair disterilkan menggunakan alat yang bernama autoklaf pada suhu 121C, takanan 2 atm, dan selama 10-15 menit.
Sebelum autoklaf digunakan, terlebih dahulu menghilangkan udara yang ada di dalam autoklaf, untuk menyesuaikan tekanan pada medium yang akan disterilkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Schlegel (1994) yang menyatakan bahwa Kalau masih ada udara, suhu yang sesuai dengan tekanan tertentu jauh lebih rendah, maka penghilangan udara sebelum autoklaf ditutup harus dilakukan secara teliti.
2. Medium dan Larutan Pengencer
Pembuatan medium Nutrient Agar membutuhkan bahan Nutrient Broth, agar dan aquades.Pembuatan Potato Dextrose Agar membutuhkan filtrat kentang, aquades, dextrose, agar, serta penyesuaian pH pada medium yang akan dibuat menjadi medium biakan bakteri. Penyesuaian pH pada medium yang akan dibuat dikarenakan pertumbuhan bakteri dipengaruhi juga oleh pH.
Pembuatan larutan pengencer dilakukan dengan menggunakan 6 tabung reaksi, memasukkan masing-masing 9 ml pada tabung reaksi dan menutupnya dengan kapas dan di sterilisasi menggunakan autoklaf. Setelah medium dan larutan pengencer disiapkan, maka disterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121C selama 10-15 menit, hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Suwahyono (2009) yaitu medium cair disterilkan menggunakan alat yang bernama autoklaf pada suhu 121C, takanan 2 atm, dan selama 10-15 menit.

3. Medium Potato Dextrose Agar (PDA)
Potato Dextrose Agar (PDA) yang dihasilkan dalam praktikum mikrobiologi ini berbentuk padat sehingga mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang, hal ini sesuai dengan pendapat Dwidjoseputro (2003) yang menyatakan bahwa pembuatan medium yang dilakukan oleh manusia dapat berupa medium cair dan medium padat, dulu orang menggunakan kentang yang dipotong-potong untuk medium setelah medium itu disterilisasikan kemudian dibiarkan mendingin maka kita peroleh medium padat yang dapat ditanami mikroorganisme. Dalam pembuatan PDA dengan komposisi 50 ml filtrat kentang, 1 gram dextrose dan 1 gram agar. Penggunaan dextrose pada medium ini karena bakteri akan tumbuh pada medium yang mengandung karbohidrat sebagai nutrisi yang mudah dicerna energi pertumbuhannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Fardiaz (1994) yang menyatakan bahwa mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang dengan baik didalam medium, maka medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroorganisme. 


BAB IV
PENUTUP

A.Kesimpulan.
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah :
Berdasarkan praktikum Mikrobiologi Umum dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang hidup itu berasal dari sesuatu yang tak hidup. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kita melakukan berbagai kegiatan. Diantaranya sterilisasi, medium dan larutan pengencer, metode hitungan cawan, dan pewarnaan bakteri. Selama praktikum memerlukan bahan yang tak hidup misal larutan kefir, NA, alkohol, aquades, gram A, gram B, gram C, dan gram D. Bahan tersebut kita olah melalui proses-proses diatas dan ternyata menghasilkan suatu mikroba yang hidup didalam suatu bahan pangan. Jumlah bakteri dari sampel yang diperoleh jika dihitung menurut Standar Plate Count (SPC) dapat diketahui jumlah bakteri yang terhitung adalah 2,3 x 109 CFU/ml untuk sampel larutan PDA dan 1,7 x 108 CFU/ml bakteri pada sampel larutan NA. Dari hasil yang kita dapat medium NA sangat cocok digunakan untuk menumbuhkan bakteri dibandingkan dengan medium PDA.
Berdasarkan hasil praktikum sterilisasi, sterilisasi dilakukan berdasarkan bentuk alat atau bahan yang akan disterilkan. Berdasarkan hasil praktikum medium dan larutan pengencer, pembuatannya harus dilakukan dalam kondisi yang benar-benar steril agar tidak terkontaminasi mikroorganisme yang lain.
B. Saran.






DAFTAR PUSTAKA

Cappucino, J.G dan Natalie S. 1983. Microbiology. Addison Wesley Publishing Company,Sydney.
Dwijoseputro, D. 2003. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
Fardiaz. 1994. Analisis Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian     Bogor, Bogor.
Gaman, P. M., dan Sherrington, K. B. 1992. Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi, dan          Mikrobiologi.Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta
Lay, B. W. 1994. Analisis Mikrobia Di Laboratorium. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Megamii. 2009. Pemeriksaan Bakteri Secara Makroskopis. (http://Megamii.wordpress.com).Diakses tanggal 24 Mei 2009.
Michael, J. 1988. Dasar-dasar Mikroniologi. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Pelczar, M. J. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Penn, C. 1991. Handling Laboratory Microorganism. Open University, Milton Keynes.

Pollack, D. S. 1992. Student Presentation. (http://web.uconn.edu). Diakses tanggal 24 Mei 2009.

Schlegel, H. G dan Schmidt, K. 1994. Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar